Tuesday 1 February 2011

Yang dicoba dilupakan

Kau terperangkap dalam jerat pikiran kerangka berpikirmu sendiri.
Tapi kau tidak pernah sadar. Kalau kau sudah terlalu jauh masuk ke perangkap itu.
Aku hanya mencoba menarikmu, tapi tanganmu tak mau menggapaiku.
Aku sudah berusaha menolong. Aku capek. Sudah berbulan-bulan, bertahun-tahun, aku mencoba.
Aku lelah. Untuk apa menolong kalau orang yang ingin ditolong tidak mau menolong dirinya sendiri?

Sejujurnya aku muak. Aku capek. Aku ingin bebas. Aku ingin semua yang aku ingin gapai.
Aku tahu kau bukan hambatan. Kau bukan peluang juga. Tapi kadang rasa bebas itu membelenggu.
Menghantuiku. Setiap hari. Kau sudah banyak berkorban. Kau sudah melakukan semuanya, untukku.
Tapi pernahkah kau tahu? Apapun yang berlebihan akan tidak baik juga.
Apapun yang kekurangan juga tidak akan baik juga. Kita berlebihan. Salahkah jika aku ingin mengakhirinya? Hati dan pikiranku sudah terlalu capek. Sudah lelah, bolehkah mereka tidur sementara?

Masalahmu sudah terlalu banyak untuk digabung dengan masalahku.
Kesannya akan hiperbola. Masalah kita bercampur di mana masing-masing kita sudah pusing dengan urusannya sendiri.
Sudah cukup untuk tahu masalahmu. Jangan jadikan aku tempat sampahmu. Sekali-kali aku menolerirnya, tapi kalau setiap saat?
Bagaikan sungai yang tidak bisa menampung semua air hujan yang jatuh. Banjir. Tumpah ke tempat lain.
Dan inilah....yang terjadi...



suatu saat, yang jelas bukan di waktu ini. bukan hari ini.

No comments:

Post a Comment